Serangan AS ke Iran Picu Kecaman dan Reaksi Global dari Rusia hingga China
Kebakaran dan asap terlihat di dekat Teheran pada Minggu (15/6/2025) menyusul serangan Israel terhadap ibu kota Iran. Foto: SCMP
MediaJawa.id - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali memicu ketegangan global
setelah mengumumkan bahwa negaranya telah melakukan serangan udara terhadap
tiga fasilitas nuklir Iran. Salah satu target utama serangan ini adalah situs
bawah tanah Fordo, yang dikenal sebagai salah satu instalasi nuklir paling
strategis milik Iran.
Serangan tersebut dilakukan pada Minggu (22/6), dan langsung mengundang
gelombang kecaman dari berbagai negara. Tindakan ini dianggap sebagai provokasi
yang sangat berisiko dan berpotensi memicu konflik militer yang lebih luas di
kawasan Timur Tengah.
Trump menyatakan bahwa aksi tersebut merupakan bagian dari strategi
menekan Iran agar menghentikan pengembangan nuklirnya. Namun, banyak pihak
memandang bahwa serangan AS ke Iran justru memperkeruh situasi dan
membuka potensi terjadinya perang terbuka.
Iran Resmi Mengutuk Serangan dan Siap Membalas
Pemerintah Iran mengecam keras tindakan militer AS yang dinilai telah
melanggar kedaulatan negara dan hukum internasional. Teheran menyatakan bahwa
pihaknya tidak akan tinggal diam dan siap membalas dengan segala cara yang
diperlukan.
Dalam pernyataan resmi, pejabat tinggi Iran menegaskan bahwa setiap
pelanggaran terhadap wilayahnya akan direspons dengan tindakan balasan yang
proporsional. Iran juga mengungkapkan bahwa serangan ini akan memperkuat tekad
mereka untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanan nasional.
Para analis menyebut bahwa serangan AS ke Iran ini bisa menjadi
titik awal dari eskalasi militer besar jika tidak segera dikendalikan melalui
jalur diplomatik.
Reaksi Rusia: Tuduhan Perang dan Kritik untuk Trump
Reaksi keras datang dari Rusia. Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry
Medvedev, menyebut bahwa Donald Trump telah memulai perang baru yang tidak
memiliki legitimasi moral maupun hukum. Ia secara tajam mengkritik Trump,
menyindir bahwa alih-alih mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian, Presiden AS
justru memulai konflik bersenjata yang membahayakan dunia.
Pemimpin Partai Demokratik Liberal Rusia (LDPR), Leonid Slutsky, juga
menyampaikan pernyataan senada. Ia menilai serangan AS ke Iran tidak
memiliki dasar militer yang kuat dan hanya akan menambah ketegangan global.
Menurutnya, Washington seharusnya memahami konsekuensi dari tindakan
sepihak semacam ini. Ia juga memperingatkan bahwa jika situasi dibiarkan
berlanjut, konflik ini bisa menjadi pemicu Perang Dunia III.
China Mengutuk dan Sebut Titik Balik Berbahaya
China juga turut mengutuk keras tindakan Amerika Serikat. Melalui media
pemerintahnya, CGTN, China menyebut serangan udara ini sebagai "titik
balik berbahaya" yang bisa mengubah peta stabilitas kawasan.
China menyerukan pendekatan diplomatik yang lebih terukur dan mendorong
semua pihak untuk mengutamakan dialog dibanding konfrontasi. Tiongkok juga
memperingatkan bahwa langkah Washington saat ini berpotensi mengulang kesalahan
strategis masa lalu, khususnya dalam konflik di Timur Tengah.
Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran global akan kemungkinan pecahnya
konflik berskala besar akibat serangan AS ke Iran.
Korea Selatan dan Pakistan Ikut Bereaksi
Dampak serangan ini juga terasa di Asia Timur dan Selatan. Pemerintah
Korea Selatan langsung mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional
untuk membahas langkah respons terhadap kondisi yang berkembang.
Sementara itu, Pakistan secara resmi mengecam serangan tersebut.
Kementerian Luar Negeri Pakistan menyatakan bahwa tindakan AS melanggar norma
hukum internasional dan memperingatkan risiko eskalasi di kawasan Asia Barat.
Pakistan juga menekankan bahwa Iran memiliki hak untuk membela diri
berdasarkan Piagam PBB. Sikap ini menunjukkan dukungan tersirat terhadap
Teheran dalam menghadapi agresi militer.
PBB Serukan Pengendalian Diri dan Peringatan Bencana
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres,
menyatakan kekhawatiran mendalam atas situasi yang terjadi. Ia menyerukan
kepada semua pihak untuk menahan diri dan menghindari tindakan yang dapat
memperburuk kondisi.
Guterres juga memperingatkan bahwa jika ketegangan terus meningkat, dunia
bisa menghadapi konsekuensi bencana, baik dari sisi kemanusiaan maupun
stabilitas internasional.
Seruan ini menegaskan bahwa serangan AS ke Iran bukan hanya
persoalan bilateral, tetapi berpotensi mengancam perdamaian global.
Dunia Arab dan Hamas Turut Bereaksi
Kelompok Palestina Hamas menyebut serangan udara AS sebagai bentuk agresi
terang-terangan terhadap kedaulatan Republik Islam Iran. Hamas mengecam keras
tindakan ini dan menyerukan kepada dunia Islam untuk bersatu menentang
intervensi asing.
Sementara itu, Kerajaan Arab Saudi menyatakan kekhawatiran atas
ketegangan yang meningkat. Meski tidak secara terbuka memihak, Arab Saudi
meminta semua pihak untuk kembali ke jalur diplomatik guna menjaga stabilitas
kawasan.
Reaksi ini menunjukkan bahwa negara-negara di Timur Tengah ikut merasakan
ancaman langsung dari serangan AS ke Iran.
Reaksi dari Eropa dan Amerika Sendiri
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menyarankan agar Iran kembali ke
meja perundingan dan menghindari tindakan militer balasan. Inggris menegaskan
komitmennya terhadap diplomasi sebagai solusi utama.
Sementara itu, dari dalam negeri AS, Partai Demokrat memberikan kritik
keras terhadap tindakan Presiden Trump. Mereka menyebut tindakan tersebut
inkonstitusional dan tidak melalui proses konsultasi dengan Kongres.
Anggota Kongres Hakeem Jeffries mengatakan bahwa Presiden telah bertindak
gegabah dan harus bertanggung jawab secara pribadi atas dampak dari serangan
AS ke Iran ini.
Israel Dukung Penuh Serangan AS ke Iran
Di sisi lain, dukungan datang dari sekutu terdekat AS, yaitu Israel.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa keputusan Trump merupakan
langkah strategis yang akan membentuk ulang masa depan Timur Tengah.
Netanyahu menyebut bahwa AS telah menunjukkan kekuatan yang tak
tertandingi dan serangan ini adalah bentuk dari janji lama yang akhirnya
ditepati.
Pernyataan ini menegaskan bahwa meskipun banyak negara mengecam, ada juga kekuatan regional yang mendukung langkah AS terhadap Iran.