AS Kenakan Tarif 50% ke Brasil, Bisa Memicu Perang Dagang dan Gejolak Ekonomi
Jakarta, MediaJawa.id – Presiden AS Donald Trump mengumumkan pengenaan tarif sebesar 50% atas impor dari Brasil, langkah yang menimbulkan ketegangan diplomatik dan potensi perang dagang antara kedua negara.
Menurut Reuters, kebijakan ini adalah yang paling tinggi di antara mitra dagang utama AS dan diterapkan dengan alasan politis terkait pengadilan terhadap mantan Presiden Jair Bolsonaro, yang merupakan sekutu Trump. Keputusan ini tak hanya soal ekonomi, namun juga dimaknai sebagai tekanan terhadap sistem hukum Brasil.
📌 Motivasi Politik
dan Dampak Ekonomi Brasil
Trump menyebut langkah ini sebagai respons atas apa yang dia anggap
sebagai "witch hunt" terhadap Bolsonaro di pengadilan Brasil.
Walaupun AS masih memiliki surplus perdagangan dengan Brasil, kebijakan ini
diperkirakan akan mengancam sektor ekspor Brasil.
Kebijakan ini diprediksi bisa:
- Menghilangkan lebih dari 100.000
lapangan kerja di Brasil,
- Mengecilkan ekspor ke AS hingga
50%,
- Menekan pertumbuhan ekonomi hingga minus 0,2 poin persentase.
🔄 Eksempti &
Strategi Balasan Brasil
Beberapa sektor dari Brasil dikecualikan dari tarif tambahan — termasuk
ekspor pesawat, energi, serta jus jeruk dan karet. Hal ini terjadi setelah
diplomasi ekonomi Brasil melakukan negosiasi intens dengan pihak AS.
Brasil bukan tanpa reaksi. Pemerintahnya mengajukan keluhan resmi ke WTO dan menerapkan tarif balasan berdasarkan Trade Reciprocity Law. Presiden Lula dan pejabat Brasil menilai kebijakan AS sebagai "chantage inacceptable".
⚠️ Krisis di Sektor
Energi & Industri Kimia
Beberapa sektor kritikal seperti energi dan kimia telah menyesuaikan
diri. Sektor energi bahkan sempat menghentikan pengiriman minyak ke AS karena
ketidakpastian tarif, tapi kemudian diberikan pengecualian sehingga aktivitas
dapat dilanjutkan.
Di sektor kimia, produsen Brasil mengalami pembatalan pesanan senilai miliaran dolar di AS sebagai efek dari kekhawatiran tarif yang melonjak.
💵 Kebijakan Moneter
Brasil Tertekan
Bank Sentral Brasil memilih mempertahankan suku bunga acuan Selic di 15%—level tertinggi dalam hampir dua dekade, demi menahan inflasi. Namun, risiko perang dagang dan ketidakpastian eksternal membuat pihak otoritas cenderung berhati-hati dalam menurunkan suku bunga.
🌐 Dampak Global &
Tanggapan Internasional
Pasar global bereaksi negatif terhadap pengumuman tarif Trump—Harga komoditas seperti tembaga turun tajam, sementara pasar saham di AS mengalami koreksi. Investor menilai geopolitik dan dinamika Rusia/Tiongkok serta ketegangan dagang memunculkan risiko makro signifikan terhadap stabilitas global.
Di Amerika Latin dan Uni Eropa, respons terhadap kebijakan AS beragam: sebagian negara mendesak pendekatan diplomatik, sebagian lainnya mendukung Brasil dalam mengecam intervensi unilateralis tersebut.
✍️ Kesimpulan Awal
(Diplomatis & Ekonomi)
Pengenaan tarif 50% oleh AS terhadap Brasil memperlihatkan bahwa kebijakan ekonomi kini tidak sekadar soal neraca perdagangan, tapi juga instrumen tekanan politik global. Brasil menghadapi tantangan berat: potensi gelombang pengangguran, pelemahan ekspor, dan risiko inflasi dalam negeri. Di sisi lain, AS perlu mengukur ulang dampak kebijakan ini terhadap stabilitas rantai pasokan global.